1. PANTAI LOSARI
Pantai Losari mungkin satu-satunya pantai yang berada tepat di tengah-tengah kota. Dulu pantai ini terkenal sebagai meja terpanjang di dunia karena dulunya di sepanjang pantai banyak terdapat orang-orang yang berjualan aneka jenis makanan.
Namun, sekarang, para penjaja makanan tersebut telah di pindahkan ke sebuah lokasi tidak jauh dari Pantai Losari, sehingga pantai Losari lebih nyaman apabila kita ingin menikmati matahari terbit /terbenam. Diseluruh Indonesia, hanya ada satu pantai yang dapat menyaksikan sunrise dan sunset disatu titik berdiri yang sama. “Pantai itu yakni pantai Losari, Makasar”, begitu kata Jusuf Kalla Wakil Presiden RI mengatakan. Pantai Losari merupakan icon Kota Makassar. Pantai ini dulunya merupakan pantai dengan meja terpanjang di dunia, karena warung-warung tenda yang berjejer di sepanjang tanggul pantai.
Namun saat ini warung-warung tersebut telah direlokasi ke tempat yang tidak jauh dari kawasan wisata. Pemerintah Kota Makassar telah memperindah pantai ini dengan membuat anjungan, sehingga lebih bersih dan nyaman untuk dikunjungi. Di sekitar pantai ini terdapat banyak kafe-kafe dan restoran yang menyajikan makanan laut yang masih segar. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati makanan khas Kota Makassar, seperti pisang epek, pisang ijo, coto Makassar, sop konro, dan lain sebagainya. Disepanjang pantai banyak juga terdapat penginapan, baik hotel kelas melati sampai hotel berbintang. Terdapat juga rumah sakit dan pusat perbelanjaan emas serta kerajinan/souvenir khas Makassar. Lokasi pantai ini terletak di Jantung Kota Makasar, yaitu di Jalan Penghibur sebelah barat Kota Makassar.
Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X yakni Tunipallangga Ulaweng. Di benteng inilah Pangeran Diponegoro pernah ditahan, ketika dia dibuang oleh penjajah Belanda dari tanah Jawa ke Manado, namun akhirnya ditempatkan di Benteng ini.
Benteng Rotterdam yang letaknya berada di tengah-tengah kota ini sekarang menjadi sebuah museum, dimana kita dapat melihat barang-barang kuno dan bersejarah yang dipakai ketika para raja-raja Gowa berjuang melawan Belanda. Benteng ini dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh Raja Gowa ke-10. Bahan dasar pembuatan benteng ini adalah tanah liat, hingga ditambahkan batu-batu padas untuk mengokohkannya.
Tidak hanya sejarahnya, bangunan Benteng Fort Rotterdam memang menarik. Tempat ini pun sudah menjadi objek foto bagi para traveler atau fotografer. Selain itu, di benteng ini juga terdapat pagelaran Fort Rotterdam Jazz Festival. Pagelaran musik tersebut menampilkan musisi-musisi jazz tanah air. Pada masa kemerdekaan, benteng ini menjadi pusat kebudayaan dan seni Makassar. Di kompleks Benteng Fort Rotterdam juga terdapat Museum La Galigo. Museum ini menyimpan sejarah kebesaran dan peninggalan Kerajaan Gowa.
Di dalam Benteng ini terdapat beberapa ruang tahanan/penjara yang slaah satunya digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Selain itu, terdapat juga sebuah gereja peninggalan Belanda dan Meseum La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatic, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi Etnografi ini terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, da Toraja. Saat ini, selain sebagai tempat wisata bersejarah, Benteng ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Sulawesi Selatan.
Benteng Rotterdam yang letaknya berada di tengah-tengah kota ini sekarang menjadi sebuah museum, dimana kita dapat melihat barang-barang kuno dan bersejarah yang dipakai ketika para raja-raja Gowa berjuang melawan Belanda. Benteng ini dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh Raja Gowa ke-10. Bahan dasar pembuatan benteng ini adalah tanah liat, hingga ditambahkan batu-batu padas untuk mengokohkannya.
Tidak hanya sejarahnya, bangunan Benteng Fort Rotterdam memang menarik. Tempat ini pun sudah menjadi objek foto bagi para traveler atau fotografer. Selain itu, di benteng ini juga terdapat pagelaran Fort Rotterdam Jazz Festival. Pagelaran musik tersebut menampilkan musisi-musisi jazz tanah air. Pada masa kemerdekaan, benteng ini menjadi pusat kebudayaan dan seni Makassar. Di kompleks Benteng Fort Rotterdam juga terdapat Museum La Galigo. Museum ini menyimpan sejarah kebesaran dan peninggalan Kerajaan Gowa.
Di dalam Benteng ini terdapat beberapa ruang tahanan/penjara yang slaah satunya digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Selain itu, terdapat juga sebuah gereja peninggalan Belanda dan Meseum La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatic, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi Etnografi ini terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, da Toraja. Saat ini, selain sebagai tempat wisata bersejarah, Benteng ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Sulawesi Selatan.
3. Pulau Samalona Dan Pulau Kayangan
Pulau Samalona merupakan salah satu pulau terdekat dari tepi pantai Makassar, selain Pulau Kayangan dan Pulau Lae-Lae. Menariknya, Pulau ini dihuni oleh kurang lebih sepuluh kepala Keluarga. Pasir putihnya yang bersih dan pemandangan lautnya yang indah, cocoklah pulau ini dijadikan tempat untuk rekreasi. Pulau kecil ini hanya berpenghuni sekitar 16 kepala keluarga dan luasnya tidak lebih dari 100 meter persegi. Pulau Samalona yang berbentuk bundar seluas 2,34 hektar hanya berjarak sekitar 6,8 km dari Kota Makassar dapat ditempuh dengan menggunakan speed boat dalam waktu 20 menit.
Pulau ini merupakan salah satu tujuan wisata bahari yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara untuk memancing, berenang, dan menikmati terumbu karang dengan snorkling dan menyelam (diving). Batu karang yang mengelilinginya berupa taman laut yang mempunyai susunan koral dalam berbagai tipe dan warna-warni yang indah.
4. BENTENG SOMBA OPU
Pulau Samalona merupakan salah satu pulau terdekat dari tepi pantai Makassar, selain Pulau Kayangan dan Pulau Lae-Lae. Menariknya, Pulau ini dihuni oleh kurang lebih sepuluh kepala Keluarga. Pasir putihnya yang bersih dan pemandangan lautnya yang indah, cocoklah pulau ini dijadikan tempat untuk rekreasi. Pulau kecil ini hanya berpenghuni sekitar 16 kepala keluarga dan luasnya tidak lebih dari 100 meter persegi. Pulau Samalona yang berbentuk bundar seluas 2,34 hektar hanya berjarak sekitar 6,8 km dari Kota Makassar dapat ditempuh dengan menggunakan speed boat dalam waktu 20 menit.
Pulau ini merupakan salah satu tujuan wisata bahari yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara untuk memancing, berenang, dan menikmati terumbu karang dengan snorkling dan menyelam (diving). Batu karang yang mengelilinginya berupa taman laut yang mempunyai susunan koral dalam berbagai tipe dan warna-warni yang indah.
4. BENTENG SOMBA OPU
Kedudukannya sama dengan Benteng Ujung Pandang. Keduanya merupakan peninggalan sejarah Sulawesi Selatan di masa lalu. Sekarang Benteng Somba Opu masih dalam proses pemugaran kembali dengan dilengkapi museum
Miniatur Sulawesi terletakdi sekitar lokasi benteng Somba Opu. Di tempat ini dibangun berbagai rumah adat tradisional dari semua suku bangsa di Sulawesi Selatan. Setiap rumah adat tersebut dibentuk secara artistik dan unik yang menggambarkan kekhususan filosofi budaya dari tiap-tiap suku bangsa di Sulawesi Selatan serta dapat ditemukan sebuah meriam bernama “Baluwara Agung” sepanjang 9 meter dengan berat 9.500 kg, dan sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan KesultananGowa.
Secara arsitekturial, benteng ini berbentukpersegi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7 hingga 8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal.
Di dalam benteng, terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan (yang mewakili suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Kajang).
Tempat ini dijadikan pusat budaya dan sejarah. Di tempat ini pula dipusatkan kegiatan pekan sulawesi selatan yang pelaksanaannya pada bulan oktober setiap tahun
Sejarah Benteng Somba Opu dibangun oleh
Sultan Gowa ke-IX yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa‘risi‘
Kallonna pada tahun 1525. Pada pertengahan abad ke-16 , merupakan
benteng utama Kerajaan Gowa, letakanya sangat strategis, beliau
memerintahakan agar dindingnya di buat dari tanah liat. Bangunan ini di
lanjutkan oleh Sultan Alauddin . dengan perkembangan pelabuhan Somba Opu
yang sangat pesat menimbulkan kekhawatiran serangan dari luar maka
benteng ini di tambah ketebalannya dan di perkuat dengan persenjataan,
diperkirakan ada sekitar 280 meriam besar dan kecil dalam benteng ini.
Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Pada tanggal 24 Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan dan terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuan. Pada tahun 1990, bangunan benteng yang sudah rusak
Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Pada tanggal 24 Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan dan terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuan. Pada tahun 1990, bangunan benteng yang sudah rusak
Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
5. Trans Studio Makassar
Trans Studio Makassar menjadi sebuah ikon tempat wisata modern di kota ini. Dibuka pada tanggal 20 Mei 2009, Trans Studio berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar. Di dalamnya, terdapapat 21 wahana dan empat zona permainan yaitu Studio Central, Cartoon City, Lost City, dan Magic Corner.
Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 10:00 sampai 19:00, kecuali pada akhir pekan dan hari libur nasional, Trans Studio Makassar buka sampai dengan pukul 21:00. Untuk tiket masuk, Anda akan dikenakan biaya sebesar 100.000 Rupiah pada hari biasa, 175.000 Rupiah pada akhir pekan dan 200.000 Rupiah saat ada event tertentu di sini.
6. Taman Nasional Bantimurung
Taman Nasional Bantimurung berada di Kabupaten Maros atau sekitar 45 km dari pusat kota Makassar. Tempat wisata ini luasnya mencapai 43.750 hektar dengan wilayahnya yang melingkupi bukit kapur, air terjun dan juga gua.
Taman nasional ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani dari Inggris, Alfred Russel Wallace. Saat itu, Wallace menyebut tempat ini sebagai kerajaan kupu-kupu karena ada sekitar 250 jenis kupu-kupu di sini. Kupu-kupu memang dijadikan maskot bagi tempat wisata ini. Di gerbang masuk Taman Nasional Bantimurung, terdapat sebuah patung kupu-kupu raksasa yang siap menyambut pengunjung yang datang.
Di sini, Anda bisa melihat berbagai jenis kupu-kupu mulai dari yang masih berupa ulat, kepompong sampai berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Ada juga koleksi kupu-kupu yang telah diawetkan. Hal mengasyikan lain yang bisa Anda lakukan adalah bermain flying fox, berenang di kolam yang telah disediakan, bermain di bawah air terjun atau menjelajahi gua yang ada di kawasan ini.
Untuk masuk ke Taman Nasional Bantimurung, Anda akan dikenakan biaya 20.000 Rupiah per orang.
7. Taman Laut Taka Bonerate
Taman laut ini berada di kota Benteng, Kepulauan Selayar. Tempat wisata ini merupakan surga bagi penyelam dan Anda yang suka snorkeling. Saat menyelam, Anda bisa berenang bersama ratusan jenis ikan, penyu dan kura-kura. Kecantikan terumbu karangnya juga membuat Anda semakin betah berlama-lama menyelam di sini.
Saat terbaik untuk menyelam di taman laut ini adalah di antara bulan April – Mei. Pada saat itu, arus dan suhu air serta berbagai faktor pendukung lainnya sedang dalam kondisi baik sehingga jarak pandang saat menyelam pun menjadi sempurna.
Untuk menyelam di tempat wisata ini, Anda harus mendapat izin dari Balai Taman Nasional dengan membawa kartu identitas yang masih berlaku. Biaya yang dikenakan adalah 25.000 Rupiah untuk wisatawan domestik dan 60.000 Rupiah untuk wisatawan mancanegara. Jika ingin menyewa peralatan menyelam, Anda harus menyiapkan uang 250.000 Rupiah.
8. Monumen Mandala
Mandala Wisata Berada di sebelah barat Objek Wisata Taman Ayun, terletak di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Mandala Wisata merupakan salah satu objek wisata digunakan sebagai
tempat untuk kegiatan penerangan wisata, peragaan kesenian dan
kebudayaan. Di dalamnya terdapat museum Manusa Yadnya yang memuat
perjalanan ritual kehidupan manusia Hindu di Baliyang berbentuk miniatur
visualisasi dari berbagai jenis banten upacara/keagamaan Manusia Yadnya
dari bayi berumur 6 bulan dalam kandungan, bayi baru lahir, bayi baru
berumur 12 hari, bayi berumur 42 hari, bayi berumur 3 bulan, bayi
berumur 6 bulan, upacara menginjak dewasa, upacara potong gigi, upacara
perkawinan, upacara ngaben, memukur yang dilengkapi dengan wadah dan
lembu dipakai dalam upacara ngaben dan Jan Trajangnya.
Mandala Wisata dibangun oleh pemerintah tahun 1974 untuk mendukung sektor kepariwisataan dan masih berdiri kokoh sampai saat ini.
Jarak tempuh ke lokasi ini kira kira 16 km dari kota Denpasar dan lebih kurang 45 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai Bila menggunakan kendaraan bermotor.
Fasilitas yang tersedia di Mandala Wisata antara lain: Wantilan (pendopo), Art Shop, panggung terbuka ukuran kecil, panggung terbuka ukuran besar, toilet, informasi center, restaurant, tempat parkir dan pemandu wisata.
Bila anda berkunjung ke Bali dan ingin melihat perjalanan ritual kehidupan umat Hindu. Datanglah ke Mandala wisata ini. (Diparda Kab. Badung)
9. Balla Lompoa
Museum Balla Lompoa terletak di Jl. Sultan Hasanuddin No. 48 Sungguminasa Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Museum Balla Lompoa didirikan pada masa pemerintahan Raja Goawa XXXI , Mangngi Mangngi Daeng Mattutu pada tahun 1936 , Museum ini dulunya sebagai tempat raja-raja gowa. Balla Lompoa dalam bahasa makassar berarti rumah besar atau rumah kebesaran .
10. Kampung Popsa Makassar
Keberadaan Kampung Popsa yang berada tepat di jalan Penghibur di depan Benteng Fort Rotterdam membawa nuansa tersendiri bagi warga yang ingin menikmati menu makanan dan panganan kecil di Pinggir Pantai Makassar. Pengunjung popsa sangat bergam dari remaja tanggung, pekerja kantoran, wanita muda dengan dress up yang sibuk berfoto, maupun sekelompok pemuda yang bercelana pendek dan bersandal santai kumoul disini.
Panorama Pantai Losari yang tampak langsung dari Kampung Popsa juga membuat suasana homey lebih terasa. Bahakan para penggemar Rumah Makan Popsa juga dimanjakan dengan sambungan Wi-fi yang terbilang cukup kencang. Pada waktu Week end Kampung Popsa sangat ramai dengan pengunjung. Bahkan beberapa artis ibukota pun sering meluangkan waktu dan nongkrong di Kampung Popsa untuk mengisi akhir pekan.
Popsa adalah singkatan dari Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air. Nama ini dipilih karena dahulu tempat ini merupakan lokasi bagi para komunitas olahraga air yang dipimpin oleh Andi Matalatta dan hobi tersebut menurun ke anak cucunya. Andi Rahmat Ilhamsyah Matalatta salah satu cucu Andi Matalatta melihat potensi dari wisata pantai dan olahraga air yang dapat dijadikan peluang bisnis menjanjikan. Dengan pemikiran itulah, food court Kampung Popsa ini diharapkan menjadi ‘Pujaanku’ atau kalau dipanjangkan menjadi Pusat Jajanan Kuliner yang akan menjadi tempat kongkow mengasyikan bagi masyarakat Makassar, atau orang-orang yang berkunjung ke Makassar.
Selain itu, lokasi kampung Popsa yang berada tepat di pinggir pantai Makassar juga telah menjadi tempat nongkrong para model dan dijadikan objek foto para fotografer handal.
Trans Studio Makassar menjadi sebuah ikon tempat wisata modern di kota ini. Dibuka pada tanggal 20 Mei 2009, Trans Studio berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar. Di dalamnya, terdapapat 21 wahana dan empat zona permainan yaitu Studio Central, Cartoon City, Lost City, dan Magic Corner.
Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 10:00 sampai 19:00, kecuali pada akhir pekan dan hari libur nasional, Trans Studio Makassar buka sampai dengan pukul 21:00. Untuk tiket masuk, Anda akan dikenakan biaya sebesar 100.000 Rupiah pada hari biasa, 175.000 Rupiah pada akhir pekan dan 200.000 Rupiah saat ada event tertentu di sini.
6. Taman Nasional Bantimurung
Taman Nasional Bantimurung berada di Kabupaten Maros atau sekitar 45 km dari pusat kota Makassar. Tempat wisata ini luasnya mencapai 43.750 hektar dengan wilayahnya yang melingkupi bukit kapur, air terjun dan juga gua.
Taman nasional ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani dari Inggris, Alfred Russel Wallace. Saat itu, Wallace menyebut tempat ini sebagai kerajaan kupu-kupu karena ada sekitar 250 jenis kupu-kupu di sini. Kupu-kupu memang dijadikan maskot bagi tempat wisata ini. Di gerbang masuk Taman Nasional Bantimurung, terdapat sebuah patung kupu-kupu raksasa yang siap menyambut pengunjung yang datang.
Di sini, Anda bisa melihat berbagai jenis kupu-kupu mulai dari yang masih berupa ulat, kepompong sampai berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Ada juga koleksi kupu-kupu yang telah diawetkan. Hal mengasyikan lain yang bisa Anda lakukan adalah bermain flying fox, berenang di kolam yang telah disediakan, bermain di bawah air terjun atau menjelajahi gua yang ada di kawasan ini.
Untuk masuk ke Taman Nasional Bantimurung, Anda akan dikenakan biaya 20.000 Rupiah per orang.
7. Taman Laut Taka Bonerate
Taman laut ini berada di kota Benteng, Kepulauan Selayar. Tempat wisata ini merupakan surga bagi penyelam dan Anda yang suka snorkeling. Saat menyelam, Anda bisa berenang bersama ratusan jenis ikan, penyu dan kura-kura. Kecantikan terumbu karangnya juga membuat Anda semakin betah berlama-lama menyelam di sini.
Saat terbaik untuk menyelam di taman laut ini adalah di antara bulan April – Mei. Pada saat itu, arus dan suhu air serta berbagai faktor pendukung lainnya sedang dalam kondisi baik sehingga jarak pandang saat menyelam pun menjadi sempurna.
Untuk menyelam di tempat wisata ini, Anda harus mendapat izin dari Balai Taman Nasional dengan membawa kartu identitas yang masih berlaku. Biaya yang dikenakan adalah 25.000 Rupiah untuk wisatawan domestik dan 60.000 Rupiah untuk wisatawan mancanegara. Jika ingin menyewa peralatan menyelam, Anda harus menyiapkan uang 250.000 Rupiah.
8. Monumen Mandala
Mandala Wisata dibangun oleh pemerintah tahun 1974 untuk mendukung sektor kepariwisataan dan masih berdiri kokoh sampai saat ini.
Jarak tempuh ke lokasi ini kira kira 16 km dari kota Denpasar dan lebih kurang 45 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai Bila menggunakan kendaraan bermotor.
Fasilitas yang tersedia di Mandala Wisata antara lain: Wantilan (pendopo), Art Shop, panggung terbuka ukuran kecil, panggung terbuka ukuran besar, toilet, informasi center, restaurant, tempat parkir dan pemandu wisata.
Bila anda berkunjung ke Bali dan ingin melihat perjalanan ritual kehidupan umat Hindu. Datanglah ke Mandala wisata ini. (Diparda Kab. Badung)
9. Balla Lompoa
Museum Balla Lompoa terletak di Jl. Sultan Hasanuddin No. 48 Sungguminasa Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Museum Balla Lompoa didirikan pada masa pemerintahan Raja Goawa XXXI , Mangngi Mangngi Daeng Mattutu pada tahun 1936 , Museum ini dulunya sebagai tempat raja-raja gowa. Balla Lompoa dalam bahasa makassar berarti rumah besar atau rumah kebesaran .
Di dalam Museum Balla Lompoa terdapat
berbagai macam peninggalan kerajaan termasuk benda2 pusaka, mahkota dan
berbagai perhiasan berharga serta terpampang pula silsilah keluarga
kerajaan gowa , mulai Raja Gowa I Tomanurunga Abad XIII sampai Raja Gowa
terakhir Sultan Mohammad Abdul Kadir Aididdin A Idjo Karaeng Lalongan
1947-1957. Bangunan utama istana berukuran 60×40 meter dan ruang
penerima tamu berukuran 40×4.5 meter. seluruh bangunan dan atapnya
terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. bangunan ini merupakan bangunan
khas bugis yaitu berupa rumah panggung dan memiliki banyak jendela.
Setiap perayaan Idul Adha, diadakan upacara adat pencucian benda-benda
pusaka kerajaan
Upaca Adat Accera Kalompong
Accera Kalompoang merupakan upacara adat untuk membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa yang tersimpan di Museum Balla Lompoa.
Inti upacara disebut allangiri kalompoang, yaitu pembersihan dan penimbangan salokoa (mahkota) yang dibuat pada abad ke-14.
Benda-benda kerajaan yang dibersihkan di antaranya:
Accera Kalompoang merupakan upacara adat untuk membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa yang tersimpan di Museum Balla Lompoa.
Inti upacara disebut allangiri kalompoang, yaitu pembersihan dan penimbangan salokoa (mahkota) yang dibuat pada abad ke-14.
Benda-benda kerajaan yang dibersihkan di antaranya:
- Tombak rotan berambut ekor kuda (panyanggaya barangan)
- Parang besi tua (lasippo)
- Keris emas yang memakai permata (tatarapang)
- Senjata sakti sebagai atribut raja yang berkuasa (sudanga)
- Gelang emas berkepala naga (ponto janga-jangaya)
- Kalung kebesaran (kolara)
- Anting-anting emas murni (bangkarak ta‘roe)
- Kancing emas (kancing gaukang)
Pencucian benda-benda kerajaan tersebut menggunakan air suci yang dipimpin oleh seorang Anrong Gurua (Guru Besar) dan diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah secara
bersama-sama oleh para peserta upacara . Khusus untuk senjata-senjata
pusaka seperti keris, parang dan mata tombak, pencuciannya diperlakukan
secara khusus, yakni digosok dengan minyak wangi, rautan bambu, dan
jeruk nipis. Pelaksanaan upacara ini disaksikan oleh para keturunan
Raja-Raja Gowa, dan masayakat umum dengan syarat harus berpakaian adat
Makassar pada saat acara.
Penimbangan salokoa atau mahkota
emas murni seberat 1.768 gram ( Mahkota ini pertama kali dipakai oleh
Raja Gowa, I Tumanurunga, yang kemudian disimbolkan dalam pelantikan
Raja- Raja Gowa berikutnya.) dengan diameter 30 cm dan berhias 250 butir
berlian.
Makna penimbangan ini merupakan petunjuk
bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang. Jika timbangan mahkota
tersebut berkurang, maka itu menjadi pertanda akan terjadi (bala)
bencana di negeri mereka. . Sebaliknya, jika timbangan mahkota tersebut
bertambah, maka itu menjadi pertanda kemakmuran akan datang bagi
masyarakat Gowa. Konon suatu waktu , mahkota yang beratnya kurang dari 2
kilogram ini tidak dapat diangkat oleh siapa pun, bahkan 4 orang
sekaligus berusaha mengangkatnya, namun tetap saja tidak sanggup.
Upacara adat yang sakral ini pertama kali dilaksanakan oleh Raja Gowa yang pertama kali memeluk Islam, yakni I Mangngarrangi Daeng Mangrabbia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H. atau 20 September 1605. Meskipun Raja Gowa XIV itu telah memulainya, namun upacara ini belum dijadikan sebagai tradisi. Raja Gowa XV, I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri Papambatuna, mentradisikan upacara ini pada setiap tanggal 10 Zulhijjah, yakni setiap selesai shalat Idul Adha. Selanjutnya, Raja Gowa XVI, I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomanggape Sultan Hasanuddin Tumenanga ri Balla Pangkana yang bergelar Ayam Jantan dari timur, memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam upacara ini, yakni penyembelihan hewan kurban. Sejak itu, Raja-raja Gowa berikutnya terus melaksanakan upacara Accera Kalompoang ini dan sampai sekarang terus dilaksanakan oleh para keturunan mereka.
Upacara adat yang sakral ini pertama kali dilaksanakan oleh Raja Gowa yang pertama kali memeluk Islam, yakni I Mangngarrangi Daeng Mangrabbia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H. atau 20 September 1605. Meskipun Raja Gowa XIV itu telah memulainya, namun upacara ini belum dijadikan sebagai tradisi. Raja Gowa XV, I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri Papambatuna, mentradisikan upacara ini pada setiap tanggal 10 Zulhijjah, yakni setiap selesai shalat Idul Adha. Selanjutnya, Raja Gowa XVI, I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomanggape Sultan Hasanuddin Tumenanga ri Balla Pangkana yang bergelar Ayam Jantan dari timur, memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam upacara ini, yakni penyembelihan hewan kurban. Sejak itu, Raja-raja Gowa berikutnya terus melaksanakan upacara Accera Kalompoang ini dan sampai sekarang terus dilaksanakan oleh para keturunan mereka.
Upacara adat Accera Kalompoang
digelar sekali setahun, yakni setiap usai shalat Idul Adha pada tanggal
10 Zulhijjah di Museum Balla Lompoa (Jl. Sultan Hasanuddin No. 48
Sungguminasa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan).
Selain benda-benda pusaka tersebut, juga
ada beberapa benda impor yang tersimpan di Museum Balla Lompoa turut
dibersihkan, seperti: kalung dari Kerajaan Zulu, Filipina, pada abad
XVI; tiga tombak emas; parang panjang (berang manurung);
penning emas murni pemberian Kerajaan Inggris pada tahun 1814 M.; dan
medali emas pemberian Belanda. (referensi :Portal Bugis)
10. Kampung Popsa Makassar
Keberadaan Kampung Popsa yang berada tepat di jalan Penghibur di depan Benteng Fort Rotterdam membawa nuansa tersendiri bagi warga yang ingin menikmati menu makanan dan panganan kecil di Pinggir Pantai Makassar. Pengunjung popsa sangat bergam dari remaja tanggung, pekerja kantoran, wanita muda dengan dress up yang sibuk berfoto, maupun sekelompok pemuda yang bercelana pendek dan bersandal santai kumoul disini.
Panorama Pantai Losari yang tampak langsung dari Kampung Popsa juga membuat suasana homey lebih terasa. Bahakan para penggemar Rumah Makan Popsa juga dimanjakan dengan sambungan Wi-fi yang terbilang cukup kencang. Pada waktu Week end Kampung Popsa sangat ramai dengan pengunjung. Bahkan beberapa artis ibukota pun sering meluangkan waktu dan nongkrong di Kampung Popsa untuk mengisi akhir pekan.
Popsa adalah singkatan dari Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air. Nama ini dipilih karena dahulu tempat ini merupakan lokasi bagi para komunitas olahraga air yang dipimpin oleh Andi Matalatta dan hobi tersebut menurun ke anak cucunya. Andi Rahmat Ilhamsyah Matalatta salah satu cucu Andi Matalatta melihat potensi dari wisata pantai dan olahraga air yang dapat dijadikan peluang bisnis menjanjikan. Dengan pemikiran itulah, food court Kampung Popsa ini diharapkan menjadi ‘Pujaanku’ atau kalau dipanjangkan menjadi Pusat Jajanan Kuliner yang akan menjadi tempat kongkow mengasyikan bagi masyarakat Makassar, atau orang-orang yang berkunjung ke Makassar.
Selain itu, lokasi kampung Popsa yang berada tepat di pinggir pantai Makassar juga telah menjadi tempat nongkrong para model dan dijadikan objek foto para fotografer handal.
Komentar